Rabu, 21 Juli 2010

Kekinian seorang.....Kartini

Wasiat Rasulullah SAW, untuk  para wanita:

"Seandainya aku boleh memerintahkan manusia bersujud kepada manusia lain,
aku akan perintahkan para istri untuk bersujud pada suami mereka karena
besarnya hak suami yang dianugerahkan Allah atas mereka".

Banyak istri yang menuntut agar suaminya membahagiakan mereka. Jarang
terpikirkan oleh mereka bagaimana ia membahagiakan suami. Padahal cinta
kasih sayang akan tumbuh dan subur dalam suasana 'memberi' bukan
'mengambil'. Cinta adalah 'sharing' saling berbagi. Anda tidak akan
memperoleh cinta kalau yang Anda tebarkan adalah kebencian. Anda tidak akan
memetik kasih sayang kalau yang Anda tanam adalah kemarahan. Anda tidak akan
meraih ketenangan bila yang Anda suburkan dendam dan kekecewaan.

Saudariku, Anda boleh memberi apa saja yang Anda miliki. Tetapi, buat suami
Anda, tidak ada pemberian istri yang paling membahagiakan selain hati yang
selalu siap berbagi kesenangan dan penderitaan. Diluar rumah, suami Anda
boleh jadi diguncangkan dengan berbagai kesulitan. Di luar, ia menemukan
wajah-wajah tegar, mata-mata tajam, ucapan-ucapan kasar, dan pergumulan
hidup yang berat. Ia ingin ketika pulang ke rumah, menemukan wajah yang
ceria, mata yang sejuk, ucapan yang lembut, dan berlindung dalam keteduhan
kasih sayang Anda (seperti cerita putri  saljunya Anderson). Suami Anda
ingin mencairkan seluruh beban jiwanya dengan kehangatan air mata yang
terbit dari samudera kasih sayang Anda. 
Rasul bersabda bahwa surga terletak dibawah telapak kaki kaum ibu, maka
apakah rumah tanggan yang Anda bangun hari ini akan menjadi surga atau
neraka, bergantung kepada Anda sebagai ibu rumah tangga. Rumah tangga akan
menjadi surga bila Anda menghiasnya dengan kesabaran, kesetiaan dan
kesucian. Allah SWT berfirman:
"Wahai-wanita ingatlah ayat-ayat Allah dan hikmah yang dbacakan
dirumah-rumah kami. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang dan Maha Mengetahui."
(QS. 33:34)

Saudariku, kelak bila perahu rumah tangga Anda bertemu dengan kerikil tajam,
bila impian remaja telah berganti menjadi kenyataan yang pahit, bila
bukit-bukit harapan diguncangkan gempa cobaan, kami ingin melihat Anda tetap
teguh di samping suami Anda. Anda tetap tersenyum walaupun langit mendung.
Pada saat seperti itu mungkin tidak ada yang paling menyejukkan suami Anda
selain melihat pemandangan yang mengharukan. Ia bangun di malam hari,
didapatinya Anda tidak ada disampingnya. Tetapi, ia dengan suara yang
dikenalnya betul.




Di atas sajadah dan di atas lantai yang dingin ia menyaksikan seorang wanita
bersujud. Suaranya bergetar. Ia memohon agar Allah menganugerahkan pertolongan bagi suaminya. 

Pada saat seperti itu suami Anda akan mengangkat
tangannya ke langit, dan dengan airmata yang menetes ia berdo'a :
"Ya Allah, karuniakanlah kepada kami istri dan keturunan yang menentramkan
hati kami, dan jadikanlah kami penghulu orang-orang yang bertaqwa". 

Saudariku, seandainya ditakdirkan  Allah Anda meninggal lebih dahulu, lalu kami menemui suami Anda, dan kami tawarkan pengganti Anda. Pada saat itu,
suami Anda akan bergetar marah, dan seperti Rasul yang mulia, ia berkata,
"Demi Allah, tidak ada yang dapat menggantikan dia. Dia yang memperkuat hatiku ketika aku hampir putus asa, dia mempercayaiku ketika semua orang menjauhiku. Dia memberikan ketulusan hati ketika semua orang mengkhianatiku". Bila itu terjadi berbahagialah Anda, saudariku, 

karena rasulullah SAW bersabda :
"Bila seorang wanita meninggal dunia, dan suaminya ridho sekali dengan
tingkah lakuknya semasa hidupnya, maka wanita itu masuk surga". 

Kepada setiap wanita yg beriman kpd Allah Ta`ala dan ingin meningkatkan pengenalannya terhadap kebenaran dan tiba di mata air kebaikan

Kepada seluruh ibu yang ingin mengantarkan putri2 ke pantai kedamaian agar putrinya menjadi istri yang shalihah, bahagia, ridha dan diridhai.

Kepada setiap istri yang hati nuraninya tergerak untuk mensuri-tauladani istri2 para nabi yang shalihah dalam pemikiran dan prilaku.

kepada setiap gadis yang ingin mendekat ke dunia hakikat dan melangkah dengan percaya diri dan semangat kuat di jalan istiqamah.

Kepada  semua, ku persembahkan halaman ini.





"Waktu yang terbatas mungkin ikut membatasi kapasitas setiap orang tua yang bekerja untuk menyediakan makanan yang sehat dan peluang untuk beraktivitas fisik kepada anak-anaknya," kata Profesor Catherine Law, ketua tim peneliti. Tapi Law menolak anggapan hasil studinya merekomendasikan setiap ibu agar tinggal di rumah saja menemani anak-anaknya. Terlebih dengan data 60 persen ibu yang memiliki anak berusia di bawah 5 tahun yang pada kenyataannya (harus) berkarier.


Semangat Kartini Jangan Abaikan Kodrat



Saat ini spirit Kartini selalu menggelora pada tubuh wanita karier yang berprestasi dalam segala bidang. Dengan karakteristik khusus yang dipunyai wanita, akan sedikit berbeda bila bersaing dengan pria. Di balik kekurangan, wanita punya kelebihan yang tidak dipunyai pria. Bahkan di jaman modern ini tidaklah heran sebagian wanita melonjak kariernya melebihi kaum pria atau suaminya sendiri. Hal inilah yang membanggakan kaum hawa yang sejak dulu telah diperjuangkan Kartini.

Namun, di balik itu sebenarnya ada yang harus lebih bijak dicermati bila memandang wanita sebagai kodratnya. Wanita dilahirkan untuk melayani suami dan keluarganya, meskipun hal ini juga tugas seorang suami. Namun kodrat utama wanita itu hendaknya janganlah tertutupi oleh semangat meneruskan cita-cita Kartini secara berlebihan, sehingga dalam era globalisasi ini perlu dipikirkan sosok sebenarnya Kartini dalam era globalisasi ini.

Kartini modern, tidak sekedar berprestasi dengan dasar emansipasi wanita. Tetapi harus tidak melupakan kodrat wanita untuk mengutamakan keluarga khususnya peduli dengan tumbuh dan berkembangnya anak. Jangan sampai euforia spirit Kartini menjadikan Kartini modern lebih mementingkan pekerjaannya dari pada mengurus rumah tangganya. Tidaklah harus terjadi, semangat Kartini yang menggelora membuat anak jadi terlantar kesehatan dan pendidikannya. Jangan sampai, pembantu menjadi panutan bagi anak dari seorang Kartini modern.

Kartini Modern tidak harus mengorbankan masa depan anak, karena kurangnya perhatian anak dan remaja terjerumus dalam narkoba dan kehidupan bebas. Kartini modern, tetaplah terus berprestasi dalam segala bidang tetapi harus melakukan manajemen keluarga yang baik sehingga pola asah, asuh dan asih anak tetap berkualitas. Kartini modern meski punya derajat yang sangat tinggi, tetaplah sebagai kodrat wanita dengan terus melayani dan menghormati suami.




Akhirnya semua ini diserahkan kepada seluruh wanita, dalam posisi manakah anda berada sekarang...? tetapi tetap para suami berharap, teruskan cita-citamu menjadi "Kartini-kartini Modern" dikala sedang berkarir. Dan lepaskan semua atribut kekinian kartini mu ketika kembali ke dalam pelukan suami dan anak-anak mu, karena keluargamu selalu menanti kehadiran sinar kasih yang tulus tanpa dilumuri oleh keringat yang menutupi keindahan wajah dan hati mu.
Dengan ke Imanan.....seberat apapun kelelahan yang terjadi Allah akan memberikan kekuatan pada mu.
Dan semua ini harus disadari sebab itulah resiko yang harus dilalui kalau memang ingin menjadi seorang Kartini sejati....





6 komentar:

  1. Kartini kekinian apakah diimbangi dengan pria dimasa depan??? jangan jangan saat kartini mendapat emansipasi justru kaum laki-laki tak mengerti yaaaaa kartininya ngumpet lagi dunk! huhuhuhu demi aturan ..... selalu kartini dikasi pilihan sementara pria kasi keputusan huhuhuhu

    BalasHapus
  2. seharusnya demikian... jangan nangis wahai kartiniku..masih banyak pria masa depan disekitarmu, atau bahkan yg sudah menjadi pendamping mu.........

    BalasHapus
  3. Aku ingin menjadi Kartini masa kini. dalam waktu luangku .ingin mengisi dengan belajar menulis atau membuat puisi,,berjuang seperti yang dilakukan Kartini melalui tulisan,walau diburu waktu yang sempit menjelang dipanggil pulang kembali Keharibaannya..........

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sungguh mulia wahai Kartini yang dibalik nama Anonim ini....Selamat menjadi Kartini masa kini yang berarti tuk masa depan...di akhir perhitungan nanti ketika menghadap kembali keharibaan-Nya. Amin......

      Hapus
  4. Dilema memang ketika melihat kondisi Kartini kita masa kini. Lebih banyak menempatkan karier di atas segalanya. Tapi inikan sebuah pilihan yang pada akhirnya menuntut Kami untuk menjadi pemilih yang bijak. Semoga Saya pun bisa menjadi pemilih yang bijak. Makasih renungannya Pak...power sekali...

    BalasHapus
    Balasan
    1. subhanallaah....semoga kunjungan dan komen'y yg tulus dan menyejukkan dari para Kartini2 sejati ini, dpt mendatangkan para pendamping2nya yang sejati pula...amin. makasih for all....

      Wahai para Kartini, Muslimah dimanapun berada : BERBAHAGIALAH! betapa Islam menjaga, menghormati dan menghargai kaum wanita .....SELAMAT HARI KARTINI !

      Hapus