Minggu, 15 Agustus 2010

Faktor Penyebab Tidak Terkabulnya Do'a........








Dikisahkan bahwa suatu hari, Ibrahim bin Ad-ham RAH melintas di pasar Bashrah, lalu orang-orang berkumpul mengerumuninya seraya berkata, “Wahai Abu Ishaq, apa sebab kami selalu berdoa namun tidak pernah dikabulkan.?”



  
Ia menjawab, “Karena hati kalian telah mati oleh 10 hal:

 






 

Pertama, kalian mengenal Allah tetapi tidak menunaikan hak-Nya.

Ke-dua, kalian mengaku cinta Rasulullah SAW tetapi meninggalkan sunnahnya.

Ke-tiga, kalian membaca al-Qur’an tetapi tidak mengamalkannya.
 

Ke-empat, kalian memakan nikmat-nikmat Allah SWT tetapi tidak pernah pandai mensyukurinya.

Ke-lima, kalian mengatakan bahwa syaithan itu adalah musuh kalian tetapi tidak pernah berani menentangnya.







 
Ke-enam, kalian katakan bahwa surga itu adalah haq (benar adanya) tetapi tidak pernah beramal untuk menggapainya.

Ke-tujuh, kalian katakan bahwa neraka itu adalah haq (benar adanya) tetapi tidak mau lari darinya.

Ke-delapan, kalian katakan bahwa kematian itu adalah haq (benar adanya) tetapi tidak pernah menyiapkan diri untuknya.




 


Ke-sembilan, kalian bangun dari tidur lantas sibuk memperbincangkan aib orang lain tetapi lupa dengan aib sendiri.

Ke-sepuluh, kalian kubur orang-orang yang meninggal dunia di kalangan kalian tetapi tidak pernah mengambil pelajaran dari mereka.”







(SUMBER: Mi’ah Qishshah Wa Qishshah Fii Aniis ash-Shaalihiin Wa Samiir al-Muttaqiin karya Muhammad Amin al-Jundi, Juz.II, hal.94)





kematian itu adalah haq (benar adanya) aku dan keluarga ku bawa tuk  mengingat akan keberadaannya.














Melatih rasa kasih sayang seorang anak pada kedua orang tuanya sebagai aplikasi dari sunnah Rasulullah SAW yang dipelajarinya. Dan sekaligus menanamkan rasa syukur atas nikmat-nikmat yang telah Allah SWT berikan.



















Anak-anak ku yang akan terus ku warnai dengan bimbingan dan do'a ku sampai ajal memisahkan ku.........










Sang Super Woman, istriku yang tak pernah lengah waktunya tuk berprestasi. Semoga upayanya tidak saja tuk kebahagiaan di dunia.....juga paling utama adalah menyiapkan bekal tuk hidup yang sebenarnya di akhirat nanti, yang kadang manusia samar akan hal itu....








Saya mengajak kepada pembaca setia blog saya ini, yu........ kita memulai untuk melakukan amar ma'ruf dan nahi mungkar melalui kompetensi dan metode yang kita miliki,........InsyaAllah.

Minggu, 08 Agustus 2010

Kepompong Ramadhan......







Jika kerakusan ulat ibarat nafsu angkara,
dan kepompongnya adalah Ramadhan,
maka keindahan kupu-kupu adalah takwa.

Kepompong Ramadhan menyapa
Semoga kesehatan, kekuatan, dan keistiqomahan menyertai kita
Teriring ucapan tulus mohon maaf lahir-batin atas segalanya
Semoga kita dapat meraih segala keutamaannya


Popoh Hapadoh sekeluarga mengucapkan  ......
Selamat menunaikan ibadah Ramadhan 





Semua amal anak Adam dapat dicampuri hawa nafsu kecuali Shaum (puasa). Maka sesunguhnya shaum itu untuk-KU dan AKU (Allah SWT) sendiri yang akan membalas (H.R Bukhari Muslim).
 
Pernahkah Anda melihat seekor ulat bulu ? Bagi kebanyakan orang ulat bulu memang menjijikkan bahkan menakutkan. Tapi tahukah Anda kalau masa hidup seekor ulat bulu ini ternyata tidak lama. Pada saat nanti ia akan mengalami fase dimana ia harus masuk ke dalam kepompong selama beberapa hari. Setelah itu ia pun akan keluar dalam wujud yang lain : ia menjelma menjadi seekor kupu – kupu yang sangat indah. Jika sudah berbentuk demikian, siapa yang tidak menyukai kupu – kupu dengan sayap yang beraneka hiasan insah alami ? Sebagian orang bahkan mungkin mencari dan kemudian mengoleksinya sebagai hobi ataupun untuk keperluan ilmu pengetahuan.




Semua proses itu memperlihatkan tanda – tanda ke-MahaBesaran Allah. Menandakan betapa teramat mudah bagi Allah Azza wa Jalla untuk mengubah sesuatu dari hal yang menjijikkan buruk dan tidak disukai menjadi sesuatu yang indah dan dapat membuat orang senang memandangnya. Semua itu berjalan melalui suatu proses perubahan yang sudah di atur dan aturan pun ditentukan oleh Allah baik dalam bentuk aturan atau hukum alam maupun berdasarkan hukum yang disyariatkan kepada manusia yakni Al-Qur’an dan Al-HAdits.

Jika proses metamorfosa ini diterjemahkan ke dalam kehidupan manusia, maka saat dimana manusia dapat menjelma menjadi insan yang jauh lebih indah dan momen yang tepat untuk terlahir kembali adalah ketika memasuki bulan suci Ramadhan. Bila kita masuk ke dalam “Kepompong” Ramadhan lalu segala aktifitas kita cocok dengan “metamorfosa” dari Allah, niscaya akan mendapatkan hasil yang mencengangkan; yakni manusia yang berderajat muttaqin yang memiliki akhlaq yang indah dan mempesona. Inti dari ibadah Ramadhan ternyata adalah melatih diri agar kita dapat menguasai hawa nafsu. Allah SWT berfirman : “Dan adapun orang – orang yang takut kepada kebesaran Tuhan dan menahan diri dari keinginan hawa nafsu, maka sesungguhnya surgalah tinggalnya.”


 Selama ini mungkin kita merasa kesulitan dalam mengendalikan hawa nafsu. Kenapa ? karena selama ini pada diri kita terdapat pelatihan lain yang ikut membina hawa nafsu kita ke arah yang tidak disukai oleh Allah. Siapakah pelatih itu ? dialah Syaithan laknatullah yang sangat aktif mengarahkan hawa nafsu kita. Akan tetapi memang itulah tugas syaithan, apalagi seperti halnya hawa nafsu, setanpun memiliki dimensi yang sama dengan hawa nafsu yakni keduanya sama – sama tidak terlihat. “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia sebagai musuhmu karena syetan itu hanya mengajak golongan supaya menjadi penghuni neraka yang menyala – nyala”(Q.S Al-Fathir 25 :6).

Akan tetapi kita bersyukkur karena pada bulan suci Ramadhan ini Allah mengikat erat syetan terkutuk sehingga kita diberi kesempatan sepenuhnya untuk bisa melatih diri mengendalikan hawa nafsu kita. Karena kesempatan seperti tidak boleh disia – siakan. Ibadah shaum / puasa kita harus ditingkatkan. Tidak hanya shaum atau menahan diri dari hawa nafsu perut dan seksual saja, akan tetapi juga semua anggota badan kita agar mau melaksanakan amalan ibadah yang disukai oleh Allah SWT. Jika hawa nafsu sudah bisa kita kendalikan, maka ketika syetan dilepas kembali mereka sudah tunduk pada keinginan kita. Dengan demikian hidup kita pun sepenuhnya dapat dijalani dengan hawa nafsu yang berada dalam keridhaan-NYA. Inilah pangkal kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal lain yang paling utama harus kita jaga juga dalam bulan yang sarat dengan berkah ini adalah akhlaq kita masing – masing. Barang siapa membaguskan akhlaq pada bulan Ramadhan, maka Allah akan menyelamatkan dia tatkala melewati shirah dimana banyak kaki tergelincir, demikian sabda Rasulullah SAW.


Pada bulan Ramadhan ini kita dianggap sebagai tamu Allah. Dan sebagai tuan rumah, Allah sangat mengetahui bagaimana cara memperlakukan tamu – tamu dengan baik. Akan tetapi sesungguhnya Allah hanya  akan memperlakukan kita dengan baik jika kita tahu adab dan bagaimana berakhlaq sebagai tamu-NYA. Salah satu yakni dengan menjaga shaum kita sesempurna mungkin. Tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga belaka, tetapi juaga menjaga seluruh anggota tubuh kita ikut shaum.

Mari kita perbaiki segala kekurangan dan kelalaian akhlaq kita sebagai tamu Allah, karena tidak mustahil Ramadhan tahun ini merupakan ramadhan terakhir yang kita jalani dalam hidup kita, jadi jangan sampai disia – siakan.
Semoga Allah Yang Maha Menyaksikan senantiasa melimpahkan inayah-NYA sehingga setelah “kepompong” Ramadhan ini kita masuki, kita kembali pada ke-fitri-an bagaikan bayi yang baru lahir. Sebagaimana seekor ulat bulu yang kelluar menjadi seekor kupu – kupu yang teramat indah dan mempesona…aamiin.