Senin, 10 Desember 2012

Ketika suami ego untuk dirinya....




 
Apakah engkau sebagai tempat yang tenang bagi suamimu? Dia merasa tenang untuk datang kepada engkau setelah pergi dan berpisah, penat, capek dan lelah? Atau engkau menghindarkan diri untuk menemaninya, dan sangat berat bagimu untuk ikut menanggung kegalauan perasaannya?
Sesungguhnya keberadaanmu sebagai tempat yang tenang bagi suami, mengingatkan engkau agar bisa sebagai tempat istirahat baginya dalam segala sisi; menebarkan ketenangan di rumah, menyiapkan makanannya dan membersihkan rumahnya, sehingga dia tidaklah mendengarkan kecuali kebaikan. Dan matanya tidak melihat pada dirimu kecuali kebaikan.

Jika engkau menginginkan suami yang bisa menyejukkan matamu, maka jadilah penyejuk mata baginya. ‘Abdullah bin Ja’far berwasiat kepada putrinya pada hari pernikahannya, “Hindarilah olehmu sifat cemburu, karena merupakan kunci terjadinya perceraian. Jauhilah olehmu banyak mencela, karena akan menyebabkan kebencian.






Seorang ibu menasehati putrinya pada malam pernikahan, dia berkata, “Kamu wajib untuk qona’ah, mendengar dan taat, menjaga diri dan tenang. Jagalah kecintaan. peliharalah harta benda. Bantulah pekerjaannya. Kerjakan apa yang menyenangkannya. Simpanlah rahasianya. Jangan menentang perintahnya. Tutuplah cela dan sakunya. Cintailah dia ketika sudah tua. Jagalah lisanmu. Pilihlah tetanggamu. Dan kokohlah didalam keimananmu.”


Lalu di manakah engkau wahai wanita yang mulia dari wasiat-wasiat berharga ini untuk dipersembahkan kepada seorang suami yang disabdakan oleh Rosulullah,



“Dia adalah surga dan nerakamu.”






Maka tidak sepantasnya bagi seorang istri untuk tertawa di hadapan suaminya ketika dia dalam keadaan marah. Dan tidak sepantasnya bagi seorang istri tatkala suaminya marah, dia tinggalkan dan tidak berusaha untuk menjadikannya ridha. Karena hal ini akan semakin menambah kemarahan suami.

Betapa banyak istri yang mempunyai tempat tersendiri di dalam hati suaminya karena dia selalu berusaha untuk mencintainya dan membuatnya ridha, sampaipun tatkala sang suami marah kepadanya dalam keadaan dia yang salah terhadap hak istrinya. Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang wanita-wanita kalian yang berada di surga? Yang penyayang, banyak anak dan banyak meminta maaf; yaitu wanita yang tatkala dizhalimi (oleh suaminya) mengatakan, ‘Ini tanganku berada di tanganmu, aku tidak akan merasakan ketenangan hingga engkau ridha’.”




Dan istri harus tahu bahwa membantu suami adalah wajib baginya. Wajib baginya untuk menaati suami dalam perkara yang halal. Adapun dalam perkara yang harom, maka tidak boleh menaatinya. Karena itu wajib baginya untuk mengerjakan apa yang dibutuhkan oleh suami dirumahnya, tunduk kepadanya dan tidak sombong.

Istri sholihah adalah yang mengetahui tentang agungnya kedudukan suami; dan besarnya hak suami atasnya. Maka dia akan berusaha keras untuk memberikan ketenangan dan kebahagiaan kepadanya.

Seorang istri hendaknya merenungkan sabda Rosulullah,

“Seandainya aku (boleh) memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.”

Maka wajib bagi istri untuk melayani suami dengan baik, menjaga rahasianya dan memelihara hartanya, karena dia adalah orang yang diamanati. Jangan sampai membuka tirainya kepada selain suami.

Melembutkan hati anak-anak atasnya. Menghindari sikap keras dan kasar. Jika suami memberikan bantuan atau hadiah -misalnya-, maka berterimakasihlah atas perbuatannya dan memujinya dengan baik.




Jangan mencela apa yang dia berikan dan jangan mencaci apa yang dia kerjakan untuk istri dan anak-anaknya. Istri harus mencari tempat-tempat yang bisa menjadikan suami ridha, kemudian bergegas mengerjakannya.

Temanilah suami di dunia dengan cara yang baik. Kerjakan apa yang disukai suami -meski dia tidak menyukainya-, dan tinggalkanlah apa yang tidak disukai suami -meski dia menyukainya- karena mengharap pahala dari Alloh, dan sadar bahwa suami adalah tamu yang sedang singgah di tempatnya dan hampir pergi meninggalkannya, maka janganlah disakiti baik dengan ucapan maupun perbuatan. Rosulullah bersabda,

“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia, kecuali istrinya dari bidadari berkata, ‘Jangan sakiti dia -semoga Alloh mencelakakan kamu-. Dia di sisimu hanyalah sekedar singgah, sebentar lagi akan meninggalkanmu menuju kami’.”

Ketahuilah bahwa wanita yang paling utama adalah yang selalu menganggap besar apa yang dilakukan oleh suaminya, meski perkara yang kecil.

Memuji di hadapan orang lain dengan kebaikan meski suami penuh dengan kekurangan. Dia percaya bahwa semua itu akan berakibat baik baginya. Dan akan menjadi pendorong bagi suaminya pada suatu hari nanti untuk merasakan kecintaan dan kasih sayang istri kepadanya.




Hendaklah bersih hatinya terhadap suaminya. Jika dia kurang di dalam memenuhi haknya, maka hendaklah dia pandai-pandai untuk menyampaikan hal tersebut dengan satu cara atau lainnya, tanpa menyakiti atau mencelanya, dengan mencari waktu yang tepat yang ketika itu pikiran suami sedang jernih dan lapang dada.

Demikian ketika keegoan suami merasuk pada dirinya, mungkin akan menjadi bahan perdebatan panjang buat para istri. Padahal kata seorang istripun kan menjadi yang diharapkan, jika para suami telah melakukankan kewajiban dengan sempurna sebagai pemimpin dalam rumah tangganya.

Wahai sahabat....mohon maaf jika memang tulisan ini kan menjadikan beban buat yang melakukannya. Ini semua  hanya sebagai ungkapan kejujuran hati yang tidak menjadikan sebagai keharusan, jika memang dalam situasi dan kondisi yang tidak mungkin dilakukan, tinggal kita serahkan saja kepada sang pemilik aturan hidup manusia, sang Maha Mengetahui....yakni Allah SWT. Hanya kitapun harus siap menghadapi resiko apapun yang kan terjadi setiap apa yang kita perbuat, dengan penuh kesabaran dan tetap selalu introspeksi pada diri, agar semua kan menjadi baik diakhir....khusnulkhotimah....Semoga
amin.......





Akhirnya....
Kita memohon kepada Alloh agar menegakkan rumah-rumah kita di atas kebahagiaan. Dan kita memohon kepada Alloh agar menjadikan apa yang kita ucapkan ikhlas karena wajah-Nya Yang Mulia.

Sampai jumpa lagi di catatan kecil lainnya......salaaaamm...... !!







[Dinukil dari Kitab HARMONIS, Idaman Setiap Keluarga; Asy- Syaikh Salim Al-’Ajmi; Pustaka Salafiyah]




3 komentar:

  1. subhanalloh wasukrillah, terimakasih atas tausiahnya semoga Alloh meninggikan derajatmu,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih kembali kunjungannya, semoga ini menjadikan ajang tali silaturahmi diantara kita melalui media ini. Saya pun bersyukur, seandainya karya yg sederhana ini dpt menjadi arti buat ibu dede sopiah. Salam Ukhuwah.

      Hapus